NAMPANG DI PEMATANG SAWAH

NAMPANG DI PEMATANG SAWAH
ECTION DULU YACH...!!!

Kamis, 13 Mei 2010

Ahli Ibadah & Ahli Maksiat

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu, bahwa Rasululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda :

"Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Laki-laki yang satu suka berbuat dosa atau maksiat, sedangkan laki-laki yang satunya lagi rajin beribadah. Setiap kali lelaki ahli ibadah itu melihat temannya berbuat dosa, ia selalu mengingatkan & menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.

Suatu ketika, laki-laki ahli ibadah berkata lagi,"Berhentilah dari berbuat dosa". Karena merasa jengkel, iapun(ahli maksiat) menjawab,"Jangan pedulikan aku. Terserah Alloh akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Alloh untuk mengawasi apa yang aku lakukan?".

Laki-laki ahli ibadah itu menjadi emosi & berkata,"Demi Alloh, sekali lagi demi Alloh, dosamu tidak mungkin diampuni oleh-Nya, atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Alloh".

Dalam perkembangan selanjutnya, Alloh SWT memerintahkan untuk mencabut nyawa kedua orang itu & dikumpulkan dihadapan Alloh Rabbul 'Alamin.

Alloh berfirman kepada laki-laki ahli ibadah,"Apakah kamu LEBIH MENGETAHUI daripada aku? Ataukah kamu DAPAT MERUBAH APA YANG TELAH BERADA DALAM KEKUASAAN TANGAN-KU?".

Kemudian kepada ahli maksiat, Alloh berfirman,"Masuklah kamu kedalam surga-Ku BERKAT RAHMAT-KU".

Sementara kepada ahli ibadah dikatakan,"Masukkan orang ini ke neraka".



...................



Mengapa hal ini bisa terjadi?

Menegakkan amar ma'ruf & nahi mungkar memang harus dilakukan. TAPI DENGAN CARA-CARA YANG SANTUN.

Bila seseorng bicara dengan mengatasnamakan Alloh tanpa didasari ilmu, sangsinya amat berat.

Alloh Maha Agung dan sgala apa yang ada pada-Nya, adalah "Maha".

Alloh tidak bisa disamakan & disekutukan dengan apapun atau siapapun. Kekuasaan-Nya sangat tidak terbatas. Dan bila dalam kisah diatas si ahli ibadah sudah memastikan orang lain masuk surga atau masuk neraka, maka hal itu berati dia telah mengakui sifat ketuhanan(na'udzubillah).

Alloh Azza wa Jalla bisa menjadikan apa saja yang tidak mungkin menurut akal manusia & menjadi mungkin sesuai kehendak-Nya.

Dan RAHMAT ALLOH SANGATLAH LUAS.

Dari kisah diatas juga menunjukkan, bahwa secara sadar atau tidak, si ahli ibadah terkesan sombong & sok tahu. Merasa dirinya benar. Padahal, sombong itu adalah pakaian Alloh Azza wa Jalla. Hal ini sesuai dengan hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dimana Alloh SWT berfirman,

"Kebesaran, kesombongan atau kecongkakan adalah pakaian-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barang siapa merampas salah satu(dari keduanya), maka Aku lempar dia ke neraka(jahannam)".(HR.Abu Dawud)

Kebenaran hadis tersebut terjadilah. Walau si ahli ibadah itu tekun melakukan ibadah, tetapi DALAM SATU HAL, IA TERPELESET. Karena BEGITU YAKINNYA akan pahala yang akan di dapat dari buah ibadahnya itu. Dia lupa, bicara dengan mengatasnamakan Alloh SWT. Seolah-olah dia PALING TAHU apa yang akan terjadi.

Hal ini berati sama halnya MENDAHULUI KEHENDAK ALLOH. Sehingga ALLOH TIDAK RIDHO. Maka, apa yang menurut akal manusia tidak mungkin, terjadilah. Ia(ahli ibadah) dimasukkan ke dalam neraka jahannam, sedangkan si ahli maksiat, karena RAHMAT-NYA, justru dimasukkan ke dalam surga-Nya Darrussalam.



~ Robbanaa zholana anfusanaa wail-lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakunannaa minal-khosiriin..

Wahai Robb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami & memberi rahmat-Mu kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi

Amin,ya Robb ~

Tidak ada komentar: