di sini,
masih mengeja angin nan hambar terseok
di dinding kaca
kutangkap bisu mengungkung getir
amarah merpati muda
melabrak pagar taman sukma
di manakah nurani
yang dulu kepadanya rundukkan kepala
takzim almanak usia
berdetik berdentang memberi maklumat
bahwa kita harus bergegas
seluruh jiwa bergemuruh
haru biru menderu
lebam terpelanting sekeping harmoni
lalu kembali kugenggam realita
moksa sebelum senja?
dengar,
dengarlah aku
yang ingin menikammu dengan sejuta arti
bahwa hidup tak harus bergumul penat
untuk menjadi bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar