NAMPANG DI PEMATANG SAWAH

NAMPANG DI PEMATANG SAWAH
ECTION DULU YACH...!!!

Kamis, 21 Oktober 2010

Sifat Wajib Bagi Allah

Sifat Wajib Bagi Allah
1. Wujud artinya Ada dan Lawannya Tidak ada.

Dalil Naqli : La ilaha illa Allah (Syahadat), Tidak Ada Tuhan Selain Allah
Firman Allah : (surah al-ikhlas ayat 1) “Katakanlah (wahai Muhammad) Dia Allah itu satu”.
Sabda Nabi : “kaana Allah, wa lam yakun Syai’ ghoiroh” (Bukhori) “Allah ada sebelum yg lainnya Ada.
Ucapan Sayidina Ali Karromallahu wajhah. ” Kana Allah wa la Makan..” (Allah ada, dan tanpa tempat) (al-farq bainal firoq li abu mansur al-baghdadi) DLL.
Dalil Aqli : Jika Adanya sesuatu yang baru pasti ada Yang Mengadakan (Penciptanya) tidak ada sesuatupun yang terjadi secara kebetulan tanpa sebab, bahkan sesuatu jatuh dari daun kering pun ada sebabnya jika diteliti mendalam mengapa daun jatuh.

Surat Ali Imron 190 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”

2. Qidam artinya Dahulu
Dalil Naqli :
Firman Allah : “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin”(Al-hadih : 3)
Sabda Rosul : “Antal Muqoddimu” Engkaulah yang qodim (Hadits Bukhori doa rosulullah setelah Tahajjud)
Dalil Aqli : Segala sesuatu ini baru dan datang setelah ada yg mendahului yaitu Allah yang Tanpa Permulaan.

Maksud dahulu itu adalah yang Maha Ada terdahulu sebelum makhluk ada, dan dahulunya Allah itu tanpa permulaan dan Maha akhir adalah Dia Tetap ada setelah segala sesuatu telah binasa dan tiada Akhir bagiNYA, hal tersebut diluar jangkauan akal. Akal hanya bisa memahami dari segala ciptaanNYA yaitu hitungan sebelum satu adalah 0 (tiada awal), dan setelah satu maka tak terhingga, sementara hitungan hanyalah ciptaan, sudah tentu Pencipta Lebih sempurna dari makhluk.

3. Baqo’ artinya Kekal
Dalil Naqli : “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (Ar-Rahman 27)
Dalil Aqli : segala sesuatu yg binasa adalah lemah, Maha suci Allah Tuhan yang Maha Perkasa Maha Besar dan Kekal, Segala sesuatu yg lemah bukanlah tuhan.

4. Mukholafatu lil hawaditsi artinya berbeda dengan yang baru (makhlukNYA)
Dalil Naqli : Laisa kamitslihi syai’un wa huwa sami’ul bashir
Dalil Aqli : Jika anda membuat kursi maka kursi tidak sama dengan anda, bagaimana mungkin Allah Yang Maha Sempurna yang telah membuat segala sesuatu sama dengan sesuatu itu. Mahkluk adalah terbatas, terikat dan lemah. Mustahil Bagi Allah menyerupai makhluk, Dia Maha Sempurna tidak sama dengan makhlukNYA.

5. Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri sendiri
Dalil Naqli : Wallahu huwa al-ghoniyyul hamid
Allahu La ilaaha illahuwa alhayyul Al-qoyyum dst…
La ilaaha Illallahu wahdahu La Syarika Lah “Tidak ada tuhan selain Allah Satu dan tidak ada sekutu baginya”
Dalil Aqli : Allah Tidak ada Sesuatupun yang dibutuhkan Allah, tidak dilahirkan dan tidak melahairkan. Dia berdiri sendiri dan tidak ada sekutu baginya, yang bersekutu dan membutuhkan orang lain hanyalah makhluk, Tuhan tidak membutuhkan siapa dan apapun, Dia Berdiri sendiri itulah kesempurnaanNYA, yang membutuhkan sekutu dan orang lain berarti masih lemah dan tidak sempurna.

6. Wahdaniyah = Allah maha satu
Dalil Naqli : Allahu Ahad.
Dalil Aqli : Allah adalah satu, Tuhan harus satu, kalau lebih dari satu maka akan kacaulah dunia, karna keinginannya yg berbeda, kalau lebih dari satu maka akan saling mengaku lebih berhak atas ciptaan.dll

7. Qudrat = Maha Menentukan
Dalil Naqli : Wa huwa ala kulli syai’in Qodiir.
Dalil Aqli : Jika seorang programmer computer menentukan programnya agar berjalan dengan sesuai keinginannya dia harus menulis kode-kode sehingga programnya berjalan sesuai dengan kehendaknya, namun programmer secanggih apapun yang bisa membuat program, masih tidak bisa menjamin seratus persen ke tangguhan programnya, karna dia manusia dan dia hanya memberikan sebab supaya tercipta akibat, sementara Allah segala kehendaknya pasti terlaksana, walaupun tanpa sebab, karena Dialah sumber dari segala sebab. Dia menentukan segala sesuatu termasuk ajal programmer.

8. Irodat = Berkemauan
Dalil Naqli : idza aroda syian an yakula lahu kun fayakun.
Fa’alu lima yuriid
Dalil Aqli : Allah sebagai tuhan berkemauan apa saja yang Dia ingin lakukan, tidak ada yang mampu mencegah, karna Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu, sekiranya tercegah dan keinginan ada yg mengendalikan maka berarti lemah.

9. Ilmu artinya Mengetahui
Dalil Naqli : wa huwa assami’ul aliem
Dalil Aqli : Dia mengetahui segala sesuatu dari sebelum manusia diciptakan sampai hari kiamat, Bahkan mengetahui yang terbesit dalam jiwa, baik yang dzahir maupun yg bathin, Dia mengetahui yang gaib, iblis malaikat jin tetapi tidak sebaliknya. Allah Maha Mengetahui, terbukti bahwa segala yg diceritakan al-qur’an sebelum pengetahuan modern ditemukan telah terbukti. Allah maha tahu segala sesuatu.


10. Hayat artinya Hidup
Dalil Naqli : Huwa alhayyul alQoyyum
Dalil Aqli : Dengan Adanya makhluk, dengan memberikan nyawa sehingga mekhluk menjadi hidup, terbukti bahwa tumbuhan bisa tumbuh karna kekuasaan Allah yang memberikan kehidupan maka pasti Allah hidup.

11. Sama’ artinya Maha Mendengar
Dalil Naqli : Innallaha as-sami’un bashir
Dalil Aqli : Allah maha mendengarkan doa seseorang yang memohon kepadanya kemudian mengabulkannya, mendengar rintihan hati yang sedih sehingga memberika ketenangan padanya.

12. Bashor artinya Allah melihat
Dalil Naqli : wa huwa assami’ul bashir
Dalil Aqli : Allah Maha Melihat segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan hamba, sehingga segala perbuatannya akan diberi balasan.

13. Kalam artinya berfirman
Dalil Naqli : wa kallamallahu musa taklima
Dalil Aqli : Allah Maha Berfirman kepada Musa secara langsung. Berdialog dengan Malaikat dan para nabi, Kalam Allah berbeda dengan makhluknya. dan Al-qur’an adalah Kalamullah yang azalli.

Maka runtuhlah semua tuduhan dari sebagian golongan yang mengatakan bahwa penetapan sifat Wajib bagi Allah tidak berdasar dari dalil Naqli, berfikirlah terlebih dahulu sebelum menuduh, karna bila terbukti tuduhannya tidak terbukti akan kembali tuduhan itu pada diri yg menuduh. Sebagai contoh ada yg menuduh sifat wajib bagi Allah yg ditetapkan oleh as’ariyah tidak berdasar dalil Naqli, kemudian terbukti berdasar dalil Naqli, bukankah itu mebuktikan bahwa yang menuduh tidak tahu.?

Jika ada yg bertanya siapa yang menuduh, maka silahkan dilihat disini Mereka menganggap semua ulama’ dulu (asy’ariyah) sampai yang mengikutinya sekarang lalai semua, dan merekalah yg paling jeli melihat tauhid, menandakan ketidak tahuannya akan tauhid yg diajarkan asy’ariyah. Memangnya ulam’ sekaliber An-Nawawi, Ibnu hajar al-atqolani, suyuthi tidak jeli? mereka hanya taqlid buta tanpa ceck dulu? mereka tidak berijtihad dulu sebelum mengikutinya, dan kemudian penuduh itu merasa yg paling jeli melebihi ulama2 tsb?
Adakah Bukti ketuhanan Allah memerlukan Dalil? Bukankah Dalil dibutuhkan hanya untuk orang yg tidak percaya?
Kemudian menyodorkan tauhid yg dianggap paling rojih asma’ wa sifat sehingga menetapkan seperti artikel ini, Aku berlindung kepada Allah dari menyerupakanNYA dengan makhluk Ya Robbi Lindungi kami dari segala fitnah dunia dan akhirat, siapa yang setelah membaca artikel tersebut tidak terbayang dalam benaknya penyerupaan, bahkan artikel itu disusun sedemikian rupa berurut dari sifat tangan lengan telapak jari. Subhanallah, maha suci Allah dari yang mereka sifatkan.
wallahu a’lam bi showab

4 komentar:

Unknown mengatakan...

SIPPP......

riyan richardo mengatakan...

terima kasih ^_^

Unknown mengatakan...

EntOk nGoPi tEko EnDy Eo..???
_

riyan richardo mengatakan...

ada dech... mau tau aja mbak cantik ini.... yang pentingkan pelajarannya.. ya nggak..dan positif juga.... ^_^