NAMPANG DI PEMATANG SAWAH

NAMPANG DI PEMATANG SAWAH
ECTION DULU YACH...!!!

Jumat, 07 Agustus 2009

Arti Sebuah Penantian


Dihari yang cerah, aku ada di suatu tempat yang kebanyakan aktifitas anak muda. Hari- hari ku lewati dengan kesendirian. Tapi tiba- tiba datang seorang gadis yang membuat aku mempunyai pandangan lain dengan dia. Pertama kali aku melihatnya, jantungku berdebar- debar sangat kencang. Aku bingung ada apa gerangan dengan aku, kenapa ...? Ada apa ...?

Pada saat itulah aku cari jawabannya. Apa yang harus aku lakukan dengan kondisi yang seperti ini. Aku terus mencari dan mencari. Awalnya aku ragu untuk mendekati dirinya. Kenapa demikian, saat aku mendekatinya perasaanku terus jadi nggak karuan. Tapi dengan keberanianku yang tersisa aku memberanikan diri untuk bicara denagan dia.

Hari demi hari terus berlalu, aku terus berusaha. Ternyata hari itu tiba, aku bicara dengan dia tanpa ada beban yang menimpaku. Aku bertanya kepadanya:

Aku:"Non, apa kamu ada masalah? Sepertinya kamu mempunyai masalah yang agak rumit (aku bertanya, apa yang aku lihat dari raut wajah dia yang aku lihat dia mempunyai beban yang sangat berat)".

Jawabnya: " Ya mas, aku punya beban yang sangat berat, aku punya tanggung jawab yang harus aku pikul sendiri. Aku sekarang ini bingung dengan perasaan ku. Apa aku harus mementingkan kepentingan pribadi atau keluarga? Aku jadi bingung. Tapi aku gak mau egois. Aku harus mementingkan keluarga dulu. Soalnya menurutku keluarga lah yang paling penting sekarang ini. Dan untuk sekarang ini perasaanku aku nomer duakan. Dan aku tidak akan pacaran dulu, karena pacaran bisa menghambat jalan ku untuk menjalani ini. Tapi setelah beban ini selesai aku akan mulai melaksanakan kepentingan ku."

Aku :"Ya sich... itu memeng benar. Kita nggak boleh egois, kita harus mengenyampingkan kepentingan kita. Kita dahulukan kepentingan keluarga. Sebab keluargalah yang pertama yang bisa mengerti keadaan kita. Bila kita punya permasalahan keluargalah yang pertama yang mencarikan jalan keluarnya. Bila kita punya masalah kitakan bisa curhat ama keluarga. Mungkin ama adik, kakak, atau famili kita. Pasti mereka semua akan mengerti".

Jawabnya:" Ya sich....."

Aku:" Terus kenapa kamu gak cari temen/ cowok yang bisa bantu kamu menghadapi masalah ini?"

Jawabnya:" Nggak mas, soalnya semua cowok sama saja".

Aku:" Ya.... nggak semua cowok seperti itu. Pasti ada cowok yang bisa bantu kamu menghadapi beban kamu. Emang sich cowok itu sulit dicari. Tapi bila kita berusaha pasti ketemu".

Jawabnya:" Tapi aku bingung mas, udahlah aku nggak mau bahas lagi soal itu. Entar jadi ribet".

Aku:"Yang sabar aja. Jalani hidup dengan tersenyum. Kita harus terus berusaha apa yang menurut kita baik ya kita lakukan, kalau menurut kita nggak ya jangan kita lakukan. Tapi kita harus optimis, bahwa hidup yang kedepannya akan lebih baik dari yang sekarang".

Dengan percakapan tersebut aku bisa menarik kesimpulan bahwa masih ada kesempatan untuk mendekatinya. Aku sangat optimis, walaupun harapan itu sangat kecil. Karena aku belum tau apa dia tau kalau aku sangat mencintainya.

Dalam setiap shalatku ku selalu berdo'a. "Ya Allah .... bila benar dia jodohku satukanlah kami, bila dia bukan jodohku, pertemukan lah siapa jodoh aku. Tapi kalu memang dia buakn jodoh ku , knp jantung ini berdebar ketika aku ngobrol dengannya. Ya Allah berilah aku petunjukMu...... Amiinn Ya Robbal'alamin".

Masya Allah .........
Sejak aku memandangnya
Hati ini meronta
Sejak kehadirannya
Hatiku jadi gelisah

Darimana asalnya sinar sang surya.....
Dimana tempat rembulan berteduh.....
Tak ada lagi yang sepertimu....

Siapa yang mencuri tidurmu.....
Mimpi asalnya dari mana.....
Tak ada lagi yang sepertimu....


























































































































































Tidak ada komentar: