NAMPANG DI PEMATANG SAWAH

NAMPANG DI PEMATANG SAWAH
ECTION DULU YACH...!!!

Jumat, 30 Juli 2010

Persiapan, Pengertian, dan Wajibnya Puasa Ramadhan

Tidak terasa puasa tinggal kurang dari dua bulan atau kira-kira satu bulan setengah lagi. Oleh karena itu marilah kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah dengan mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Puasa Ramadhan. Agar amalan kita menjadi ihsan maka sudah seharusnya memegang prinsip berilmu sebelum beramal, karena dengan ilmu maka amalan kita akan sesuai dengan tuntunan atau yang di ajarkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Sehingga kita tidak melaksanakan apa-apa yang Allah dan Rasululullah perintahkan melainkan melaksanakannya di atas hidayah dan petunjuk. Dan ini merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk tidak melaksanakan apa-apa yang ada pada syariat agama kecuali dengan ilmu, petunjuk, dan tidak serampangan dalam mengamalkan agama Allah Subhanahu wata’ala, sebab apabila seseorang beramal tidak bersumber pada sumber yang jelas yaitu Al Quran dan As Sunnah maka akan didapati perselisihan-perselisihan diantaranya.

Misalkan ketika menjalankan shalat, ada yang menjalankan shalat berdasarkan perasaan-perasaanya yang dia menyangka bahwa shalatnya sudah benar. Atau ada juga orang yang shalat dengan melihat bagaimana tata cara orang tua mereka dalam menjalankan shalat, ada juga yang melihat bagaimana orang-orang di masjid dalam menjalankan shalat. Apakah semua di antara mereka yang mengerjakan shalat berdasarkan ayat-ayat Al Quran dan As Sunnah? Kita ingat hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah tatkala ada seseorang yang masuk ke dalam masjid Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan pada waktu itu Nabi Shallallahu alaihi wassalam ada di dalam masjid tersebut. Orang itu kemudian shalat dan setelah selesai shalat orang tersebut mendatangi dan mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam, kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam pun menjawab salamnya. Kemudian beliau Shallallahu alaihi wassalam pun berkata kepada orang tersebut ”Kembali kamu shalat lagi, karena tadi kamu belum shalat”, kemudian orang tersebut shalat lagi dan setelah itu orang tersebut mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wassalam, Nabi pun berkata dengan perkataan yang sama ”Kembali kamu shalat lagi, karena tadi kamu belum shalat” dan hal ini berulang sampai tiga kali orang tersebut shalat. Kemudian sahabat tersebut pun bertanya, ”Ya Rasulullah saya tidak bisa lagi lebih baik dalam melaksanakan shalat kecuali apa yang telah aku kerjakan tadi.” Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mengajarkan kepadanya bagaimana tata cara pelaksanaan shalat berdasarkan contoh sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam ajarkan. Berdasarkan hadis ini maka jelaslah tidak setiap yang mereka laksanakan dalam shalat itu benar, tetapi yang benar adalah bagaimana shalat dengan meniru bagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam ajarkan. Demikian juga dengan ibadah-ibadah yang lain, salah satunya adalah ibadah Puasa Ramadhan.

Hendaknya kita sebagai seorang muslim menyandarkan diri kepada ilmu sehingga kita mengamalkan agama Allah Subhanahu wata’ala di atas petunjuk yang benar. Benarlah apa yang dikatakan oleh Al Imam Al Bukari Rahimullah ketika beliau mengatakan dalam shahihnya,

Al ilmu qablal qauli wal amal

”Ilmu itu harus didahulukan sebelum berkata dan berbuat”

Jangan seseorang mengucapkan sesuatu kecuali dia mengucapkannya dengan ilmu dan jangan mencoba-coba untuk berbuat sesuatu dalam agama Allah Subhanahu wataala kecuali mengamalkannya dengan ilmu.

Dalam mengamalkan ibadah setiap muslim diharuskan dan diwajibkan untuk menuntuk ilmu, memahami dan mengamalkan apa-apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari hadis Anas bin Malik dan juga datang dari riwayat-riwayat lain bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mengatakan yang artinya

”Menuntut ilmu adalah wajib bagi muslim dan muslimah.”

Termasuk yang wajib kita mengerti tentang ilmunya yaitu hukum-hukum mengenai ibadah puasa bulan Ramadhan yang insya Allah sebentar lagi akan kita jumpai. Sehingga jika telah datang maka kita tidak dibingungkan dengan bertanya-tanya apa hukumnya ini dan apa hukumnya itu.

Pengertian Puasa Ramadhan

Menurut bahasa ”Puasa” atau ”As Shaum” berarti menahan diri. Secara syariat yang dimaksud dengan ”Puasa” atau ”As Shaum” adalah beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan maupun merusak puasa mulai dari terbit fajar(fajar shadiq) sampai dengan tenggelamnya matahari dengan persyaratan-persyaratan yang khusus.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditegakkan oleh kaum muslim yang telah baligh. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam,
(( اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً ))

“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Alloh dan Muhammad adalah rosul-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, shoum di bulan Romadhon dan pergi haji jika engkau mampu (mela-kukan perjalanan).” (HR. Muslim No. 8, Abu Dawud No. 4695, Tirmidzi No. 2610, Ibnu Majah No. 63 dan Nasa’i No. 5005)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”[QS. Al Baqarah 183]

Jadi puasa ini telah diwajibkan atas umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam , hanya saja berbeda tentang tata caranya.

Tidak ada komentar: