NAMPANG DI PEMATANG SAWAH

NAMPANG DI PEMATANG SAWAH
ECTION DULU YACH...!!!

Kamis, 13 Mei 2010

Takdir Telah Ditetapkan Sebelum Penciptaan Langit dan Bumi

Dari Abdulah bin Amr bin Ash, ia bercerita, aku pernah mendengar Ra-
sulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda:

“Allah telah menetapkan takdir makhluk ini sebelum Dia menciptakan
langit dan bumi dalam jarak waktu lima puluh ribu tahun. Dan ‘Arsy-
Nya di atas air.” [1]

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa penciptaan qalam (pena) lebih awal daripada penciptaan ‘Arsy. Pendapat ini lebih tepat. Hal itu didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dari Abu Hafshah Al-Syami, ia menceritakan, Ubadah bin Shamit mengatakan kepada puteranya, wahai puteraku, sekali-kali engkau tidak akan menikmati rasa iman sehingga engkau mengetahui bahwa apa yang menimpamu itu tidak untuk menyalahkanmu, dan apa yang menjadikan engkau salah bukan untuk menimpamu, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda:

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pe-
na), lalu dikatakan kepadanya, ‘Tulislah.’ Ia menjawab, ‘Ya Tuhanku,
apa yang harus aku tulis?’ Dia menjawab, ‘Tulislah takdir segala se-
suatu sampai hari kiamat tiba.”

Ubadah bertutur lagi, wahai puteraku, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w a sallama bersabda:

“Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak seperti ini, maka
ia bukan termasuk umatku.” [2]

Penulisan takdir dengan pena dilakukan pada waktu yang bersamaan
dengan penciptaannya. Hal itu berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari Ubadah bin Shamit, ia bercerita, ayahku pernah memberitahuku, ia menceritakan, aku pernah masuk rumah Ubadah yang ketika itu sedang jatuh sakit. “Apakah dalam sakitmu ini engkau mengkhayalkan kematian?” Maka kujawab, “Wahai ayahku, berikanlah wasiat kepadaku dan berijtihadlah untukku.” Maka ia pun berujar, “Dudukkanlah aku.” Dan ketika orang-orang mendudukkannya, ia bertutur, “Wahai puteraku, engkau tidak akan pernah merasakan nikmatnya iman dan tidak akan sampai pada ilmu yang sebenarnya mengenai Allah Tabaraka wa Ta ‘ala sehingga engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk.” Lalu kutanyakan, “Wahai ayahku, bagaimana aku dapat mengetahui baik dan buruknya qadar (takdir)?” Ia menjawab, “Engkau mengetahui bahwa apa yang menjadikan kamu bersalah bukan sebagai musibah bagimu. Dan musibah yang menimpamu bukan untuk menyalahkanmu. Wahai puteraku, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda:

Sesungguhnya sesuatu yang pertama kali diciptakan Allah adalah qa-
lam (pena). Kemudian Dia berfirman, ‘Tulislah. ‘ Maka pada saat yang sama berlaku pula apa yang telah tercipta sampai hari kiamat.

Wahai puteraku, jika engkau mati dalam keadaan tidak percaya pada
hal itu, maka engkau masuk neraka.” [3 ]

Dan apa yang ditulis qalam itu adalah takdir. Hal itu didasarkan pada
hadits yang diriwayatkan Ibnu Wahab, Umar bin Muhammad pernah memberitahuku bahwa Sulaiman bin Mahran pernah memberitahunya, ia bercerita, Ubadah bin Shamit pernah menuturkan, “Panggilkan puteraku sehingga aku dapat memberitahukan kepadanya apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallama, beliau bersabda:

“Sesungguhnya sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah dari
makluk-Nya ini adalah qalam. Lalu Dia berfirman, ‘Tulislah.’ Maka
qalam itu bertanya, ‘Ya Tuhanku, apa yang harus aku tulis?’ Dia men-
jawab, ‘Takdir.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Barangsiapa
tidak beriman kepada qadar, baik dan buruknya, maka Allah akan membakarnya dengan api neraka.” [4 1

Dari Abdullah bin Abbas, ia bercerita, pada suatu hari aku pernah be-
rada di belakang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallama, "Wahai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat:

Silahkan baca selanjutnya di

http://shirotholmustaqim.wordpress.com/2010/01/20/takdir-telah-ditetapkan-sebelum-

Tidak ada komentar: